PALU, Kabar Selebes – Pemerintah Kota Palu bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggelar wawancara terhadap 577 calon penghuni hunian tetap (huntap) Tondo tahap pertama di Baruga Lapangan Vatulemo, Sabtu, 11 Januari 2020.
Kegiatan wawancara ini dilakukan selama dua hari sejak tanggal 11 – 12 Januari 2020. Adapun hari pertama dilakukan wawancara untuk 250 KK dan hari kedua untuk 327 KK.
Menurut Penanggung Jawab Huntap Yayasan Buddha Tzu Chi Joe Riadi menyatakan, wawancara kali ini sekaligus menjadi tahap pengundian nomor rumah dan penandatanganan perjanjian antara pihak Buddha Tzu Chi dengan para masyarakat calon penghuni huntap.
“Perjanjiannya itu seperti mereka bersedia untuk tidak menjual rumah tersebut dan harus merawatnya serta kita akan wawancarai berapa banyak anggota keluarga yang akan tinggal di huntap,” ungkapnya.
Joe Riadi mengatakan pengundian tersebut dilakukan agar semua calon penghuni huntap merasa adil dan tidak ada yang dirugikan, karena penempatan lokasi rumah berdasarkan keberuntungan masyarakat dalam mengundi nomor rumah.
“Mereka ambil sendiri nomor rumahnya disaksikan jajaran Forkopimda yang telah diundang dan itu tidak bisa lagi digugat. Kita tidak mau ada si A dan si B ingin bertetangga, terus ada yang mau dipinggir jalan raya atau di bagian tengah. Nanti kita pusing sendiri kalau tidak diundi seperti ini,” jelasnya.
Joe mengatakan data nomor rumah hasil pengundian ini nantinya akan diserahkan ke pihak BPN untuk dibuatkan sertifikat berdasarkan SK Wali Kota Palu dengan ketentuan harus “by name by address.”
“Semua rumah masih dalam proses pembangunan. Baru nomor aja yang kita kasih. Nanti masuk rumahnya bareng-bareng,” katanya.
Joe juga menyatakan pihaknya akan berupaya secepatnya agar masyarakat sudah bisa menempati huntap yang telah dibangun. Hanya saja saat ini, katanya masih menunggu pengadaan Fasilitas Umum (Fasum) seperti air dan drainase.
Sementara itu, Idrus, salah warga asal Kelurahan Balaroa mengaku senang sudah memperoleh Huntap meskipun baru nomor rumahnya dan belum bisa ditinggali.
“Kita merasa senang sudah memperoleh penggantian hunian ini. Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pemerintah kota Palu yang masih memperhatikan kita juga,” ungkapnya. (Humas/patar)