PALU, Kabar Selebes – Tak terasa setahun sudah bencana dahsyat gempa bumi disusul fenomena tsunami dan likuefaksi di Palu Sigi dan Donggala berlalu. Bencana dahsyat tanggal 28 September 2018 itu memakan belasan ribu korban jiwa.
Memperingati setahun bencana alam itu, puluhan ribu warga Palu memperingatinya dengan berbagai kegiatan keagamaan. Sejak Sabtu pagi tanggal 28 September 2019, ratuan warga mulai memperingatinya dengan melakukan dzikir dan doa bersama di sejumlah lokasi bekas bencana.
Sabtu pagi itu, sejumlah murid sekolah dasar melakukan acara tabur bunga di lokasi bekas likuefaksi Balaroa. Puluhan pelajar tersebut melakukan tabur dimulai sekitar pukul 08.00 wita. Tabur bunga ini untuk mengenang para korban yang meninggal pada saat gempa 28 September silam.
Beberapa sekolah dasar yang terdampak dan siswanya menjadi korban, yakni SDN Inpres Perumnas Balaroa, SDN Balaroa, SDN Inpres Balaroa, dan MIS Al Muhajirin Balaroa.
Adapula masyarakat nasrani yang melakukan ibadah untuk mendoakan korban bencana alam likuefaksi di Jono Oge, Kabupaten Sigi.
Di lokasi kuburan massal di Kelurahan Poboya, juga ramai dikunjungi peziarah untuk melakukan doa bagi ribuan korban yang dikuburkan secara massal di tempat itu.
Sementara, mulai siang hingga malam hari kegiatan keagamaan lainnya juga dilakukan. Majelis Dzikir Nurul Khairaat bersama belasan ribu warga melakukan dzikir akbar, takziah dan doa bersama di lokasi bekas likuefaksi Balaroa. Begitupula jamaah Alkhairaat yang melakukan hal serupa usai shalat isya di Masjid Alkhairaat Palu.
Sebelumnya, doa lintas agama juga digelar di bekas likuefaksi kelurahan Petobo Palu. Di lokasi ini dipanjatkan doa dari berbagai agama.(Abdee/Ifal)
Foto-Foto: Abdee Mari