BENCANA gempa,tsunami dan likuifaksi yang melanda Palu, Sigi, Donggala dan Parimo Sulawesi Tengah, menjadi pukulan telak bagi sektor pariwisata dan perhotelan yang tengah menggeliat. Usaha jasa hotel maupun usaha jasa wisata lain-nya di sejumlah destinasi yang ada di kota Palu dan sekitar nya, cenderung melesu.Hampir setahun berlalu, kondisi Pariwisata dan Perhotelann di kota Palu (pasigala) masih memprihatinkan. Tingkat hunian kamar hotel (occupansy) selama bulan April2019 hanya 48,34 %, makin turun dibanding kondisi Mei2019 yang mencapai 34,48% atau turun 13,09 %.
Penurunan okupansi hotel tersebut disampaikan oleh Ketua BPD Perhimpunan Hotel Restaurant Indonesia (PHRI) Sulteng Bapak Fery Taula, S.E, M.M,”Pariwisata Kota Palu terkhusus pada bidang hotel dan restoran belum menunjukkan pemulihan yang menggembirakan pasca bencana tahun lalu, karena masih adanya kekhawatir dan trauma dari para wisatawan. Diperparah lagi dengan kondisi maskapai penerbangan tanah air yang menjual tiket pesawat sangat tinggi dan bagasi berbayar,hai inisangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan orang yang menurun kekota Palu. Dan dampak tersebut terkait langsung terhadap sektor usaha kecil menengah (UMKM). Masalah penerbangan ini sangat tidak berpihak pada industri pariwisata dan perhotelan kota Palu yang mulai menata kembali dirinya.Dampak ini pula dirasakan olehwisatawan domestik dan busines traveling yang memotong budget perjalanan mereka”.Kondisi ini juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Fery, jika dibandingkan dengan tingkat hunian kamar hotel bintang pada bulan Mei2018 yang sebesar 49,51 % dengan bulan Mei 2019yang hanya 34,48 %, artinya ada penurunan sangat signifikkan yaitu sebesar 15,03 %. Sebuah angka yang tidak mengembirakan bagi pebisnis dan pengelola hotel dan tentunya sangat buruk bagi pertumbuhan perekonomian daerah terkait dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan dari sektor pajak pemerintah kota Palu.
Senada dengan Fery, Dina, General Manager Villa Sutan Raja dan Ali Maheki, Hotel Manager Amaxing Beach Hotel Palu, menuturkan dampak bencana dirasakan sangat mempengaruhipembiayaan,baik secara infrastruktur maupunbiaya operasional yang tidak sebanding dengan tingkat hunian kamar hotel yang menurun tajam.
Dengan menurun-nya okupansi hotel mereka, membuat management harus memutar otak lebih dalam untuk tetap harus menyiapkan pembiayaan seluruh operasional hotel, dan ditambah lagi dengan biaya perbaikan beberapa fasilitas hotel yang hancur akibat bencana gempa, dengan nilai yang cukup besar. “Kita mulai khawatir,” kataAli Maheki yang menuturkan tingkat hunian hotelnya hanya 29 % pada bulan ini, yang hampir tidak mampu menutupi beban biaya operasional hotel-nya.
Lebih miris lagi, Hotel Graha Mulia Palu hanya melayani tamu wedding dan pelatihan, karena hanya bangunan Ballroom-nya saja yang dapat beroperasi saat ini, bangunan utama hotel terjadi kerusakan yang cukup parah. Walau demikian GMH memilih untuk tetap buka melayani tamu nya.
Strategi Percepatan Pemulihan Ekonomi Pariwisata Kota Palu
Setelah bencanagempa,tsunami dan likuifaksi yang melanda kota Palupada 28 September 2018 tahun lalu.PemerintahKota Palu bersama masyarakat dan pelaku industri pariwisata kembali berbenah, dalam upayapercepatan pemulihan kegiatan kepariwisata dan perhotelan di Kota Palu yang berimplikasi pada sektor – sektor lainnya (multiplier effectss) yang berujung pada peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat setempat.
Perlu kerjasama dan sinergi yang berkesinambungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sebagai pemegang dan penentu kebijakan.Satu hal yang sangat penting untuk kota Palu ialah,meminta kepada Kementerian Pariwisata untuk mencabut larangan kunjungan wisatawan ke kota Palu, bahwa Kota Palu sudah aman di kujungi, agar Kota Palu kembali ramai seperti sedia kala.Dan hal lain yangjuga tak kalah pentingnyamelibatkan semua unsur penggerak Pariwisata. Meminjam istilah dari Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya, ABG CaeM; Akademisi, Business Man, Governtment, Community dan Media harus bekerja bersama dalam pemulihan dan program recovery.Walau memiliki peran berbeda namun sangat siknifikan dalam rangka membangun kembali industri pariwisata dan perhotelan kota Palu.
Bedasarkan pengalaman dan melihat keberhasilan yang pernah kita raih beberapa tahun lalu sebelum bencana terjadi, kota Palu mampu melaksanakan event berskala Nasional bahkan Internasional. Pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakatmendapat apresiasi positif dari dunia internasional sewaktu pelaksanaan kegiatan Gerhana Matahari Total, tidak kurang 5.000 orang berkunjung ke kota Palu, seluruh komponen terlibat dan mampu melayani wisatawan domestik hingga mancanegara dengan baik. Oleh-nya itu untuk memenuhi target kunjungan wisatawan di kota Paludalam rangka peningkatan tingkat hunian kamar (occupansy) bukanlah hal yang tidak mungkin.
Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil
devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu Negara, tanpa terkecuali di kota Palu.
Berikut 7 langkah strategis dalam upaya pemulihan ekonomi sektor pariwisatadan perhotelan di kota Palu yang dapat dilakukan, berupa;
1. Pemulihan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Percepatan pembangunan ekonomi kepariwisataan sangat tergantung dari pemulihan SDM dan Kelembagaan,oleh karena SDM merupakan faktor utama atau motor penggerak kelangsungan industri pariwisata (people strategy).
Terkait penguatan Sumber Daya Manusia ini tidak lepas dari keberadaanpara pelaku pariwisata itu sendiri, masyarakat setempat dan kelembagaan;pemerintah, asosiasi, akademisi, media danpengusaha. Dengan membentuk tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata untukmembangun kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional agar merasa aman dan mau datang ke kota Palu.
Salah satu solusi tepat “Palu Bangkit” adalah pemulihan dan pengembangan SDM industri pariwisata dengan meningkatkan kompetensi SDM yang dimiliki kota Palu melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan yang tepat.
2. Benahi Destinasi Terdampak Bencanadan Tata Kelolanya
Strategi pemulihan destinasi terdampak gempa, tsunami meliputi kegiatan pendataan dan pendukungan untuk perbaikan dan pembenahan destinasi wisata yang menjadi prioritaspada 3A; Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas (place strategy).
Berkaitan dengan pembenahan destinasi,aspek Atraksi harus segera dilakukan rehabilitasi pada destinasi yang mengalami kerusakan seperti; area tempat berkumpul nya wisatawan di sepanjang Pantai Talise (taman ria), Pantai Taipa, Pantai Kampung nelayan, pantai Enu dan lain-nya. Termasuk pembenahan terumbu karang disepanjang pantai kota Palu.Demikian pula perbaikan padasitus – situs bersejarah yang terdampak bencana.
Sedangkan aspek Aksesibilitas dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dermaga pelabuhan Pantoloan, Wani dan terminal penyeberangan lain-nya. Perlu peningkatan kualitas angkutan umum terutama jalan dan transportasi yang menuju ke destinasi wisata,harus bisa ditempuh dengan mudah dalam jangka pendek, nyaman, aman dan murah yang menjadi domain Dinas Perhubungan.
Untuk aspek Amenitas dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi kelengkapan tempat wisata seperti hotel, guest house, home stay, restoran, sentra kuliner traditional, warung oleh-oleh, jasa transportasi, money changer, pasar seni, lampu jalan, instalasi penanganan limbah sampah daninfrastruktur dasar lainnya, serta membangun pusat informasi Geopark.Masalah pembenahan destinasi ini menjadi kewenangan kabupaten/kota. Berharap Pemprov dan Pemkot dan pemkab terus bekerjasama untuk membenani destinasi wisata di masing-masing wilayahnya.
Keberhasilan pemulihan kawasan destinasi ini juga, sangat dipengaruhi oleh kondisi stabilitas keamanan dan politik, daya dukung sumberdaya manusia yang berkualitas,dukungan anggaran pemulihan sarana dan prasarana kawasan wisata, kebijakan hukum yang memberikan kemudahan, kenyamanandan transparansi bagi para investor, serta sosialisasi dan promosi atas pengembangan dan pemanfaatan kawasan wisata.
3. Gencarkan Promosi
Mengidentifikasi destinasi yang tidak terdampak bencana dan mengintensifkan pemasaranpada destinasi yang tidak terdampak tersebut(promotion strategy). Kelebihan dari destinasi wisata yang kita miliki lebih bersifat alami, bukan buatan tangan manusia. Kota Palu memiliki pantai yang indah, hamparan pegunungan nan hijau dan alam yang asri serta culinery hasil laut yang berlimpah-ruah dengan ciri khas masakan berbumbu pedas.
Salah satu yang menjadi primadona wisata kota Palu saat ini ialah wisata olah-raga paralayang yang dikenal dengan istilah puncak paralayang salena dan wisata outbound salena.Kelebihan destinasi inilah yang harus kita gencarkan promosinya dengan strategi branding, advertising dan selling.
Untuk aspek branding, dapat dilakukanmisalnya dengan mengangkat konsep branding kearifan lokal seperti“PaluEksotik ” atau dengan Branding lain yang lebih kreatif yang dapat mewakili jiwa dan semangat kota Palu, serta dengan trending topic yang harus menarik dan tentu-nya dengan kemasan yang lebih baik.
Untukaspek advertisingdapat dilakukan penayangan iklan di media elektronik, website kota Palu dan sosial media. Penayangan iklan media dalam dan luar ruang juga dilakukan, serta pembuatan berbagai produk promosion beserta paket – paket nya dan official merchandise.
Sedangkan pada tahap selling dilakukan Famtrip pada kota – kota dalam negeriyang memiliki potensi besar seperti; Makassar, Manado, Balikpapan, Surabaya dan Jakarta.
Selain promosi ke sejumlah daerah dan kota di tanah air. Pemprov Sulteng dan Pomkot Palu harus bekerjasama dan meminta bantuan Kemenpar untuk melakukan upaya promosike luar negeri. Seperti yang telah dilakukan oleh Kemenpar RI dengan mempromosikan 10 destinasi wisata Indonesia ke mancanegara.Upaya ini tidak lain dilakukan untuk meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke destinasi-destinasi wisata di Palu dan sekitar nya.
4. Kegiatan Pariwisata Berskala Nasional
Kegiatan kepariwisataanbartaraf Nasional perlu kembali di laksanakan di kota Palu, agar kota Palu kembali mendapat kepercayaan dari wisatawan mancanegara maupun domestik.Festival budaya yang tidak dicampur adukkan dengan hal – hal yang berhubungan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, seperti sesembahan yang diberikan ke laut, tentu tidak akan mendapat dukungan dari masyarakat Kota Palu. Budaya keislaman dapat diangkat seperti Festival Khazanah Ramadhan, Haul guru Tua(wisata religi) atau kembali melaksanakan Festival Pesona Teluk Palu yang bernuansa kratifitas Seni Budaya, Olah Raga dan Culinery.Berharap FestivalSeni Budaya dan Olah Raga seperti;Festival Pesona Teluk Palu kembali masuk dalam daftar “calendar of event” Nasional,berikut pembiayaannya berasal dari Kemenpar”.
Selain pagelaran seni budaya dan olah raga, business traveling pun perlu mendapat perhatian khusus untuk pemulihan ekonomi kota Palu, dengan membuat berbagai macam event – event MICE (meeting, incentive, convention& exhibition).Menurut data, event MICE masuk dalam lima teratas atau top five contributors dalam mendatangkan wisatawan mancanegara.
Harapan besar masyarakat kota Palu, jika kembali nya kota Palu dipercaya oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan event yang berskala Nasional. Event MICEmerupakan pasar yang sangat potensial karena mempertemukan Seller and Buyerdari berbagai kalangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, tentu-nya mampu mendatangkan banyak orang (wisatawan) ke kota Palu. Kelebihan dari wisatawan MICE ini lebih menjanjikan dari wisatawan biasa, lama tinggal mereka bisa 3 s/d 5 hari dan dengan pembelanjaan yang lebih besar. Dan pasti-nya mereka akan datang kembali pada masa berikut nya dengan membawa teman bahkan rombongan mereka.
Peluang untuk mendatang kanbusiness traveling atau tamu MICE lebih terbuka lebar dengan terbentuk nya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tawaeli kota Palu, karena konsep KEK dapat terintegrasi dengan konsep pengembangan Kepariwisataan dan MICE kota Palu.
5. Pembangunan Desa Wisata
Desa wisata adalah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata, di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif memiliki karakteristik budaya, misalnya; cara berpakaian, makanan khas, sistem pertanian, sistem sosial turut mewarnai sebuah desa wisata.Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari desa wisata.
Dispar Kota Palutelah menargetkan pembangunan tiga desa wisata yang berbasis lingkungan pada tahun 2019 ini (place strategy).Pembiayaannya disiapkan menggunakan dana alokasi khusus. Ini adalah role model dari rencana jangka panjang selama lima tahun menyiapkan berdirinya desa wisata mandiri. Target utama pembangunan desa wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Palu yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat setemapat.
Ekoturism atau ekowisata Hutan kota Palu, Uwetumbu di kelurahan Kawatuna Kecamatan Matikulore dan Dusun Salena akan menjadi desa wisata yang akan diganrungi oleh wisatawan pecinta dan penikmat wisata alam.
Dusun Salena merupakan desa wisata yang berada di dataran tinggi yang memiliki hamparan kebun – kebun hijau milik warga. Disana kita bisa melihat kehidupan masyarakat Dusun Salena dari dekat yang penuh kesederhanaan, selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menjalankan adat istiadat yang mereka dapatkan terun temurun dari suku Kaili yang mendiami dataran tinggi Dusun Salena. Dengan pemandangan lepas teluk Palu dan pemandangan langsung ke kota Palu menjadikan Dusun SalenaPrimadona baru wisata alam (ekoturism) dan paralayang kota Palu yang sangat indah di terlihat pada pagi dan malam hari. Selain sebagai wisata olah raga Paralayang, Dusun Salena juga sementara dalam tahap pengembangan wisata sepeda gunung, motor trail dan wahana outbond.
Diharapkan semua pihak bersinergi memberi pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat di sekitar destinasi wisata Desa Salena dalam mendukung tata kelola destinasi.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu secara berkesinambungan memberikan pelatihan pada masyarakat setempat terkait sadar wisata. Konsep tersebut kemudian diimplementasikan dengan pembangunan desa/kelurahan wisata melalui pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) danKelompok Sadar Lingkungan (pokdarling).
Kawasan desa wisata Salena juga harus memiliki berbagai fasilitas penunjanglayaknya kawasan tujuan wisata.Khusus untuk sarana akomodasi, rumah penduduk setempat dapat dijadikan sarana penginapan berupa pondok- pondok wisata (homestay)bersih dan nyaman bagi wisatawanyang berkeinginanmenginap untuk mempelajari tradisi, adat istiadat penduduk setempat dan turut serta dalam kegiatan harian masyarakat Dusun Salena, sehingga para wisatawan dapat merasakan suasana pedesaan yang masih asli.
Peran pemerintah daerah dalam hal inidinas perindak membantu masyarakat setempat mendirikan sentra usahakerajinan berbasis home industry yang memiliki nilai jualyangdapat diterimaoleh pasar. Kemudian sebagai tindak lanjut akhir dengan membangun pusat oleh-oleh khas Kota Palu di lokasi-lokasi strategis yang berada di area Dusun Salena atau area perkotaan Palu.
Demi tercapai kepuasanpada wisatawan yang berkunjung ke Dusun Salena kota Palu, pemandu wisata (tourguide) sangat dibutuhkankeberadaan nya, agar dapat membantu apa yang keinginan dan kebutuhan oleh para wisatawan selama berada di Kota Palu.
Selain hal tersebut diatas, Integrasi armada dengan tujuan lokasi wisata Dusun Salena harus disiapkan oleh Pemkot atau dengan melakukan kerja sama dengan salah satu pemilik / penyedia Bus Wisata di kota Palu.
6. Bangun Kepercayaan Wisatawan
Bencana telah berlalu,mari bersama membangun pariwisata dan perhotelan Kota Palu dan Sulawesi Tengah. Seluruh komponen yang terkait dalam pariwisata harus bekerja keras membangun kembali kepercayaan dari wisatawan,baik domestik maupun internasional agar merasa aman dan mau datang ke Kota Palu.
Pertanyaan yang muncul adalah kepercayaan apa yang harus dibangun ? Hal yang terpenting adalah bahwa Kota Palu sekarang ini sudah amanuntuk di kunjungi oleh wisatawan, itu yang utama. Sebenarnya banyak hal harus kita lakukan namun demikian membangun trust pada wisatawan adalah nomer satu, tentunya hal ini tidak lepas dari peran serta seluruh pihak ; Akademisi, Businessman, Governtment, Community dan Media harus bekerja bersama untuk pemulihan dan ikut serta dalam program Palu recovery.
7. Pembaharuan Paket Wisata dan Hotel
Memperbaharui dan revitalisasi paket- paket perjalanan wisata (package, price& product strategy)termasuk tempat yang dikunjungi (atraksi), transportasi, akomodasi, makan dan minum (menu), termasuk harga (price) yang lebih kompetitif / bersaing, tentunya dengan tour guide yang telah kompeten. Dengan tujuan agar lebih menarik dan membuat buyer lebih tertarik.Dengan demikian pihak – pihak yang berkompoten duduk bersama merumuskan dan analisisa, strategi apa yang paling cocok dan sesuai dengan keadaaan kota Palu saat ini.
Adapun komponen wisata meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Sarana transportasi
2. Sarana akomodasi
3. Sarana makanan dan minuman
4. Obyek dan atraksi wisata
5. Sarana hiburan
6. Toko cenderamata
7. Pramuwisata dan pengatur wisata (guide dan tour manager)
Sehubungan dengan Penyusunan Paket wisata tersebut, strategi yang mujarab untuk kota Palu untuk mendatangkan tamu ialah:
1. Mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk bekerjasama menekan pihak maskapai penerbangan untuk menurunkan harga tiket dan meniadakan bagasi berbayar.
2. Jika memungkin, meminta kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian BUMN dan Kepolisian, untuk menjadikan Bandar udara Mutiara Sis Aljufri Palu sebagai Bandar Udara Internasioanal sehingga Palu dapat membuka jalur penerbangan Internasional dan dengan demikian wisatawan Mancanegara dapat langsung masuk ke Kota Palu.
3. Meminta pada pihak hotel sebagai penyedia akomodasi dapat memberi harga khusus pada setiap kunjungan wisatawan Mancanegara maupun domestik yang datang ke Palu melalui biro – biro perjalanan yang telah melakukan kerjasama dengan hotel.
4. Menyarankan pihak hotel untuk membuat paket – paket menarik untuk produk kamar dan makan minum. Seperti “ great sale atau hot deal ” dengan harga relatif terjangkau, bertujuan untuk memancing ketertarikan wisatawan untuk menikmati fasilitas yang disiapkan oleh hotel. Serta melakukan promosi bersama secara Masive dengan pihak pemerintah / dinas pariwisata.
Dari urain dan pemaparan tulisan yang sederhana diatas, kami sebagai pemerhati yang sekaligus pelaku pariwisata dan perhotelan di kota Paluberharap kepadasemua komponen dan pihak – pihak terkait dalam pemulihan kota Palu, maribekerja bersama, bersinergi membangun kembali Kota Palu melalui Pariwisata dan Perhotelan.
Menggalakkan Pariwisata dan Perhotelan berarti menghidupkan Ekonomi daerah, karena dampak ganda (multiplier effects) yang ditimbulkan bisa terasa langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan pendapatan asli daerah dan dari sektor pajak.
Semoga tulisan sederhana ini dapat memberi inspirasi dan motivasi buat kita sekalian, terkhusus warga kota Palu. Jangan merenung meratapi nasib, mari berkarya demi Palu yang kita Cintai ini..
Bulyadi Achmad
Pemerhati, Praktisi Pariwisata dan Perhotelan