Tutup
Palu Bangkit

Inilah Tugu Nol Kilometer, Ikon Baru Kota Palu

4803
×

Inilah Tugu Nol Kilometer, Ikon Baru Kota Palu

Sebarkan artikel ini
Tugu Nol Kilometer atau disebut juga Tugu Sambulu Gana (Foto:Andien Hatiem/FB)

PALU, Kabar Selebes – Setelah terbengkalai pembangunannya akibat bencana gempa bumi tahun 2018, Tugu Nol Kilometer Palu akhirnya rampung. Tugu yang berdiri di pusat pertokoan Jl. Hasanuddin Palu itu, Rabu (10/7/2019) mulai diperkenalkan kepada masyarakat.

Walikota Hidayat dan Wakil Walikota Sigit Purnomo Said Rabu malam meninjau langsung pembangunan tugu Nol kilometer itu.

Tugu ini berbentuk simpul yang pembangunannya memakan waktu selama sepuluh bulan yakni sejak akhir Agustus 2018 dan sempat terhenti pembangunannya akibat gempa yang terjadi pada 28 September 2018 lalu. Setelah itu pembangunan dilanjutkan dan rampung pada bulan juli 2019.

Total anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Kota Palu untuk pembangunan tugu ini sebesar Rp2 Milyar, yang dikerjakan oleh PT. Lambara.

Tugu Nol kilometer ini merupakan ikon baru Kota Palu, setelah Jembatan Palu IV yang pernah menjadi ikon roboh akibat hantaman tsunami.

Menurut Walikota Palu Hidayat, pembangunan Tugu Nol kilometer ini menggunakan lima simbol yang ada dalam kehidupan manusia.

“Tugu ini merupakan salah satu tempat baru untuk berswafoto baik warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Palu,” kata Hidayat.

Hidayat juga berharap ke depan akan menambah monumen seperti ini untuk menjadi ikon Kota Palu.

Tugu ini memang diberi nama Tugu Nol Kilometer. Namun sejumlah pihak menyebutnya ‘Tugu Sambulu’. Pemerintah Kota Palu sendiri menyebut arti ‘Sambulu’ adalah dulang pembuka pembicara saat melakukan ritual.

Sambulu, dianggap sangat penting ada di dalam suatu ritual adat budaya Kaili, karena memiliki makna yang sangat dalam. Sebab, di dalam Sambulu tersebut, ada bahan utama dalam proses ritual adat budaya Kaili berupa, buah pinang, gambir, sirih, Kapur sirih dan juga tembakau.

Tanpa adanya dulang pembuka pembicara tersebut, suatu ritual adat di Tanah Kaili, tidak akan dijalankan atau dilanjutkan. Karena, syarat utama yang harus ada dalam suatu ritual itu, adalah Sambulu. Sehingga, filosofi dari Sambulu, dianggap sangat dalam dan kuat.

Ada empat hal mendasar dari pembangunan Tugu Sambulu ini yang perlu diketahui. Pertama, pada pondasi bawah, terdapat dulang raksasa yang berdiameter delapan. Ini merupakan tempat untuk menaruh makanan, saat kegiatan adat menyambut tamu yang datang berkunjung ke dalam Kota Palu.

Kedua, tiang utama yang terdapat 35 besi penghubung. Ini bermakna, jumlah semua provinsi yang berada di Indonesia. Semua provinsi tersebut, merupakan satu kesatuan Indonesia, yang tanpa memandang suku ras dan agama.

Ketiga, puncak tugu terdapat mutiara besar yang bermakna, kota bercahaya yang dilihat dari ketinggian. Yang terakhir, pilar penyangga tiang utama yang mewakili UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Tugu Sambulu dibangun dengan tinggi 17 Meter. Itu mengartikan, hari ulang tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dengan struktur berbentuk dulang yang terbuat dari tembaga, tugu ini juga memiliki kolam yang berbentuk segi tiga yang mengikuti jalur kendaraan yang melintas wilayah tersebut. Penambahan elemen air ini, tambah memberikan kesan sejuk di area Tugu Sambulu Gana.

Selain itu, di depan tugu, terapat tulisan berbahasa Kaili “Masintuvu Kita Maroso, Morambanga Kita Marisi”, yang mempunyai arti “Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Kokoh”. Tulisan ini dapat dibaca dari arah timur ke barat.(ifal)

Silakan komentar Anda Disini….