Tutup
Kolom Anda

Catatan Khusus: Peluang Politisi Muda di Pilkada Kota Palu

×

Catatan Khusus: Peluang Politisi Muda di Pilkada Kota Palu

Sebarkan artikel ini

Hiruk pikuk politik nasional baik Pilpres maupun pemilihan legislatif telah usai. Banyak hal penting yang bisa catatan, seperti meningkatnya tingkat partisipasi pemilih hingga bermunculannya politisi-politisi baru hingga politisi gaek.

Dinamisnya politik nasional tahun 2019 ini memang membuat masyarakat terbelah karena calon presiden dan wakil presiden hanya ada dua. Namun, meski begitu kita menjadi tahu bahwa politik nasional saat ini didominasi wajah-wajah baru dari kalangan muda. Munculnya politisi-politisi muda ini salah satunya karena data LIPI menyebutkan 40 persen pemilih Indonesia adalah milenial.

Advertising

Lantas, apakah hal itu juga berpengaruh di daerah?

Jawabannya tentu sangat berpengaruh. Wajah parlemen kini sedikit berbeda dengan periode sebelumnya. Meski wajah-wajah lama petahana masih bertahan di parlemen, namun dominasi mereka digeser oleh wajah-wajah baru kaum milenial.

Meski pilpres dan pileg telah usai, namun ratusan daerah akan menjalani pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020. Dipastikan, ada 270 daerah akan melakukan pilkada serentak tahun 2020, termasuk di Sulawesi Tengah.

Tentu yang paling seksi untuk dikulik adalah pilkada Gubernur Sulteng dan Pilkada walikota Palu.

Jika berkaca pada hasil pileg 2019 yang didominasi oleh pendatang baru kaum muda, maka tidak bisa dipungkiri politisi muda juga berpeluang untuk ikut kontestasi politik lokal, di Kota Palu. Saat ini, di DPRD Kota Palu terdapat kaum muda yang duduk dengan perolehan suara fantastis. Sebut saja Andris (PKB), Rezki Hardianti Ramadani atau Kiki Pakamundi dan Abdurahim Nasar Al’Amri atau Wim Alamri (Demokrat), Nendra Kusuma Putra Hadaddo (golkar), Iksan Satria (Hanura), Mohammad Imam Darmawan (Nasdem) dan masih banyak lagi, membuktikan anak muda bukan lagi menjadi penonton yang hanya ikut meramaikan, namun anak-anak muda memiliki visi yang jauh lebih besar kedepan untuk kota ini.

Apa hubungannya dengan Pemilihan Walikota Palu?

Disini menariknya. Karena, dari 217.721 Orang daftar pemilih tetap (DPT) Kota Palu, ada satu wilayah yang menjadi magnet karena memiliki DPT paling banyak yakni Kecamatan Palu Selatan dan Tatanga yakni 60.000 jiwa lebih. Di Dapil ini banyak yang menyebutnya dapil neraka karena disitu bertarung para politisi-politisi senior dan memiliki basis massa serta politis muda yang memiliki tingkat popularitas mumpuni.

Artinya, siapa yang menguasai dapil ini maka 60 persen berpeluang memenangkan pertarungan di pemilihan walikota Palu. Olehnya, caleg-caleg yang berhasil duduk dari dapil Palu Selatan – Tatang ini adalah magnet yang selalu menarik bagi calon Walikota kedepan. Jika melihat perolehan suara di dapil itu, ada sejumlah tokoh muda yang memperoleh suara besar seperti Armin dengan suara 2.320 (Gerindra), Nendra Kusuma Putra dengan suara 1.768 (Golkar) dan Ratna Mayasari Agan dengan suara 1.520 (PAN), maka ketiganya menjadi barometer siapa yang bisa digaet untuk memenangkan kontestasi di dapil ini.

Lalu, seperti apa sebenarnya peluang kaum muda ikut serta di pilkada Kota Palu? Siapa saja yang berpotensi ikut serta di ajang 5 tahunan itu?

Di beberapa wilayah di Indonesia Pilkada telah mampu melahirkan cukup banyak pemimpin muda. Bahkan mereka yang berusia di bawah 35 tahun pun mampu keluar sebagai pemenang., misalnya Emil Dardak berusia 31 tahun ketika resmi dilantik sebagai Bupati Trenggalek pada Februari 2016. Airin Rachmi Diany di usianya yang ke 35 tahun, Airin menjabat posisi sebagai Walikota Tanggerang selama periode tahun 2011 sampai tahun 2016 dan beberapa kepala daerah lainnya. Tentu Banyak faktor yang bisa membuat para anak muda tersebut dipercaya menakodahi daerahnya dan tidak menutup kemungkinan hal serupa terjadi di kota yang kita cintai di Palu, mengingat banyak tokoh muda dan politisi muda yang kini namanya sedang bersinar berpotensi memimpin Kota Palu ke depan.

Lihat saja ada nama Rico Andi Tjatjo Djanggola. Anak bungsu Gubernur Longki Djanggola ini kini menjabat sebagai ketua karang taruna Provinsi Sulteng. Rico disebut-sebut memiliki talenta ayahnya di dunia politik. Sayang, kiprahnya belum banyak terdengar baik di organisasi kemasyarakatan maupun politik.

Kemudian ada Nendra Kusuma Putra Hadaddo, SE, MM (30) Tahun yang saat ini menjabat posisi penting di partai politik, yaitu sebagai ketua Harian (DPD) Partai GOLKAR Kota Palu. Anak muda ini memiliki bakat di organisasi dan politik. Terhitung Nendra pernah berada di HIPMI, KNPI serta saat ini menjadi Sekretaris Klub Sepak bola Celebest FC. Nendra Kusuma Putra yang juga adalah anak pengusaha sukses serta politisi gaek Partai Golkar Sulteng H. Hasyim Hadaddo ini, berhasil membawah partainya merubut dua kursi di dapilnya (Palu Selatan – Tatanga).

Sementara mewakili kaum perempuan ada Ratna Mayasari Agan dari PAN dan Rizky Pakamundi (27) tahun dari partai Demokrat. Nama terakhir yaitu Rizky adalah cucu dari politisi senior Hj. Leli Pakamundi yang di pileg kemarin berhasil duduk di DPRD Kota Palu merebut 1 kursi dan menyikirkan beberapa petahana di dapilnya.

Sementara di dapil lain, muncul nama-nama baru seperti Mutmainah Korona (NasDem) dari Palu Utara – Tawaeli serta Irsan Satria (Hanura) dari Mantikuloe – Palu Timur juga perlu menjadi pertimbangan.

Nama-nama politisi muda diatas hanyalah sebagian kecil dari perubahan konstalasi politik di Kota Palu. Karena, dominasi politis senior juga perlu menjadi catatan sendiri.

Dari catatan Kami, sejumlah bakal calon sudah mulai bermunculan. Sebut saja, petahana Drs. Hidayat yang kini masih menjabat Walikota Palu, disebut-sebut bakal kembali namun dengan jalur independen. Sementara figur lain seperti Aristan (ketua DPW Nasdem Sulteng), Agussalim (aktivis dan pengacara), Hadiyanto Rasyid (Ketua Hanura Palu) serta Iskandar Nontji (Kadis PU Sigi), kini mulai meramaikan bursa bakal calon di pilkada walikota Palu.

Namun, yang menjadi catatan penting, selain dukungan kaum muda itu sendiri, partai politik memiliki peran penting dalam mendorong estafet transformasi kepemimpinan dan kualitas demokrasi di Kota ini.

Dengan demikian, peluang tokoh muda untuk muncul sebagai pemimpin alternatif sangat terbuka lebar. Karena itu,sudah saatnya pemimpin muda bersaing dan menjadi pemenang pada di Pilkada kota Palu tahun 2020 Nanti.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi KabarSelebes.ID

Silakan komentar Anda Disini….